Ahmad MA

Hanya Blog Biasa

PSM Makassar: Nostalgia dan Setitik Asa

Leave a Comment
Pria kurus berbaju merah yang memiliki potongan rambut pendek seperti mahasiswa baru itu berhasil memasukan bola ke gawang yang dijaga Sumardi untuk kedua kalinya saat final liga bank mandiri melawan PKT Bontang di Senayan (Minggu, 23 Juli 2000), sontak sorak Bapak, saya dan adik kembali memenuhi ruang tamu ketika masih tinggal di Samarinda dulu. Pria kurus itu Kurniawan yang mencetak gol untuk tim kebanggaan warga Makassar, PSM Makassar. Saat pertandingan final itu PSM Makassar menang dengan skor 3 – 1 dari PKT Bontang, gol yang dicetak PSM dalam pertandangan saat itu yakni lewat Kurniawan (32’, 62’) dan pemain yang menggantikan Miro Baldo Bendo yakni Rachman Usman (55’).

Ya, itu bagian dari sejarah tim ini, tim yang saat masih diperkuat dream teamnya di tahun 2000, saat-saat di mana PSM Makassar hanya merasakan dua kekalahan dari 31 pertandingan. Setelah memenangi piala liga tersebut, dalam periode 4 tahun PSM Makassar hanya sampai di 3 kali di babak runner-up dan sekali sampai babak semifinal. Di tahun 2005 grafik prestasi tim kebanggaan warga Makassar ini sudah mulai menurun dan berusaha untuk terus kembali ke jalur juaranya hingga hari ini.

Kecintaan saya dan adik akan tim kebanggaan warga Makassar yang pernah sampai di putaran perempat final Liga Champions Asia saat tahun 2001 ini lahir dari Bapak, beliau salah satu fans dari tim berjuluk “Juku Eja” itu sejak masih kuliah di Makassar. Sehingga setiap PSM Makassar melakukan laga tandang ke markas Putra Samarinda (Pusam), kami pun selalu menyempatkan hadir untuk mendukung tim kesayangan kami tersebut.

Karena beberapa alasan, pada musim 2010-2011 PSM Makassar mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia (ISL) dan bergabung dalam liga Indonesia Premier League, hingga akhirnya kembali lagi ke ISL pada musim 2014 tahun ini walau pun kandang PSM ‘menumpang’ di Surabaya karena tidak adanya stadion di Makassar yang lulus verifikasi BLI.

Hari ini, 2 November 2014, PSM Makassar tepat berumur 99 tahun, tentu sangat banyak harapan-harapan dari suporter yang setia mendukung dan berdoa untuk PSM Makassar kedepannya. Pun dengan seorang fans karbitan yang senang ngeblog seperti saya ini.

Selain perbaikan pengelolah Klub, PSM Makassar juga membutuhkan sebuah kandang yang dekat dengan para supoter fanatik mereka, mereka membutuhkan sorakan-sorakan semangat dari pecintanya yang selalu setia mendukung disaat setiap kesempatan. Tahun lalu PSM Makassar berkandang di Surabaya karena tidak adanya lapangan sepakbola di Makassar yang lulus verifikasi BLI. Semoga pemerintah kita baik itu kota atau pun provinsi segera merealisasikan sebuah stadion layak untuk tim kebanggaan warganya itu.

patung ramang

Dulu sebelum revitalisasi di lapangan karebosi, berdiri sebuah patung Ramang yang tampak sedang menendang bola. Tapi setelah proyek revitalisasi karebosi yang dilakukan oleh pemerintah kota Makassar patung legend pemain PSM Makassar itu pun turut hilang, di lapangan karebosi itulah pasukan-pasukan Ramang melakukan latihan setiap harinya. Harapan akan dibangunnya kembali patung Ramang di karebosi setelah revitalisasi sangatlah besar bagi saya pribadi, alasannya sangat sederhana karena ramang adalah bagian legenda dari PSM Makassar dan legenda bagi sepakbola Indonesia.

Sekali lagi selamat merayakan hari jadi yang ke-99 buat PSM Makassar, doa-doa terbaik selalu untukmu.

Sumber foto: sidomi.com dan kaskus.co.id
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment